Batik adalah lukisan atau gambar
pada kain mori yang dibuat sedemikian rupa menggunakan alat bernama canting. Canting
merupakan stylus atau alat tulis/
lukis terbuat dari tembaga yang bersifat ringan lentur namun kuat yang
ditancapkan pada suatu pegangan (handle).
Canting adalah alat utensil utama
dalam membatik. Bagian bagian canting adalah gagang terong, nyamplungan
dan carat (cucuk).
Gagang terong adalah tangkai atau
ekor dari canting tempat memegang alat ini. Istilah terong diambil dari nama
buah/ tanaman sayur yang sering dikonsumsi masyarakat Jawa. Nyamplungan adalah
badan canting yang menjadi wadah menampung cairan malam. Nyamplungan digunakan
pula untuk menciduk cairan malam dari
wajan. Disebut nyamplungan karena bentuknya menyerupai nyamplung atau buah-buahan sebangsa buah kandaga. Sedangkan carat
atau cucuk adalah bagian pipa melengkung tempat jalan keluar dari cairan malam
setelah ditampung pada nyamplungan. Cucuk berarti paruh burung. Sedangkan carat
atau ceret adalah tempar air minum.
Macam canting berdasar fungsi
terdiri atas canting reng-rengan, canting
isen dan canting blok. Berdasar ukuran terdiri atas canting carat (cucuk) kecil, canting
carat (cucuk) sedang dan canting carat (cucuk) besar. Canting reng-rengan
digunakan dalam membatik reng-rengan. Reng-rengan artinya coretan atau draft.
Proses membuat draft pola batik disebut ngreng-ngreng.
Pola atau Peta atau reng-rengan batik tersebut nantinya akan membentuk
bidang. Bidang tersebut akan diisi oleh canting isen. Canting isen digunakan
untuk mengisi bidang atau polan. Canting blok merupakan canting untuk ngeblok
atau nembok. Canting blok digunakan dalam proses penutupan media kain dengan cairan
malam. Bagian ini biasanya harus ditutup agar pada saat pencelupan warna kain
tersebut tidak menyerap warna. Canting reng-rengan bercucuk sedang dan tunggal
sedangkan canting isen bercucuk kecil baik tunggal maupun rangkap. Canting
reng-rengan berdiameter 1-2,5 mm sedangkan canting isen berdiameter 0,5-1,5 mm.
Canting blok bercucuk besar dapat tunggal atau rangkap.
Berdasar jumlah carat (cucuk),
canting dapat dibedakan menjadi canting cecekan,
canting loron, canting telon, canting prapatan, canting liman,
canting byok dan canting renteng (galaran). Canting cecekan bercucuk tunggal, kecil digunakan untuk
membuat pola titik titik kecil atau disebut cecek.
Proses membuat pola ini disebut nyeceki. Selain
pola cecekan juga dapat membuat garis-garis kecil selebar pola cecekan. Canting loron, telon, prapatan dan liman
berasal dari kata loro (dua), telu (tiga), papat (empat) dan lima. Nama canting ini sesuai dengan jumlah cucuk
atau pola yang titik yang terbentuk. Canting loron sering digunakan untuk
membuat garis rangkap. Canting telon sering digunakan untuk membuat pola tiga
titik. Canting prapatan sering digunakan untuk membuat pola empat titik yang
membentuk bujur sangkar. Canting liman membentuk pola empat titik berbentuk bujur
sangkar dengan satu titik di tengah.
Canting byok adalah canting
bercucuk tujuh atau lebih dan biasanya berjumlah ganjil. Dipergunakan untuk
membentuk longkaran kecil yang terdiri dari titik-titik kecil. Canting renteng
biasanya bercucuk genap terdiri empat atau lebih cucuk. Disebut canting renteng
karena digunakan untuk membuat pola rentengan
atau rangkaian sesuatu yang berjejer. Galaran berasal dari kata galar atau alas
tempat tidur yang terbuat dari bambu yang dicacah membujur.
No comments:
Post a Comment