Sunday, January 1, 2017

Canting yang Tidak Dapat Dipisahkan dengan Batik



Batik adalah lukisan atau gambar pada kain mori yang dibuat sedemikian rupa menggunakan alat bernama canting. Canting merupakan stylus atau alat tulis/ lukis terbuat dari tembaga yang bersifat ringan lentur namun kuat yang ditancapkan pada suatu pegangan (handle). Canting adalah alat utensil utama dalam membatik. Bagian bagian canting adalah gagang terong, nyamplungan dan carat (cucuk). 

Gagang terong adalah tangkai atau ekor dari canting tempat  memegang  alat ini. Istilah terong diambil dari nama buah/ tanaman sayur yang sering dikonsumsi masyarakat Jawa. Nyamplungan adalah badan canting yang menjadi wadah menampung cairan malam. Nyamplungan digunakan pula untuk menciduk  cairan malam dari wajan. Disebut nyamplungan karena bentuknya menyerupai nyamplung atau buah-buahan sebangsa buah kandaga. Sedangkan carat atau cucuk adalah bagian pipa melengkung tempat jalan keluar dari cairan malam setelah ditampung pada nyamplungan. Cucuk berarti paruh burung. Sedangkan carat atau ceret adalah tempar air minum.
Macam canting berdasar fungsi terdiri atas canting reng-rengan, canting isen dan canting blok.  Berdasar ukuran  terdiri atas canting carat (cucuk) kecil, canting carat (cucuk) sedang dan canting carat (cucuk) besar. Canting reng-rengan digunakan dalam membatik reng-rengan. Reng-rengan artinya coretan atau draft. Proses membuat draft pola batik disebut ngreng-ngreng. Pola atau Peta atau reng-rengan batik tersebut nantinya akan membentuk bidang. Bidang tersebut akan diisi oleh canting isen. Canting isen digunakan untuk mengisi bidang atau polan. Canting blok merupakan canting untuk ngeblok atau nembok. Canting blok digunakan dalam proses penutupan media kain dengan cairan malam. Bagian ini biasanya harus ditutup agar pada saat pencelupan warna kain tersebut tidak menyerap warna. Canting reng-rengan bercucuk sedang dan tunggal sedangkan canting isen bercucuk kecil baik tunggal maupun rangkap. Canting reng-rengan berdiameter 1-2,5 mm sedangkan canting isen berdiameter 0,5-1,5 mm. Canting blok bercucuk besar dapat tunggal atau rangkap.
Berdasar jumlah carat (cucuk), canting dapat dibedakan menjadi canting cecekan, canting loron, canting telon, canting prapatan, canting liman, canting byok dan canting renteng (galaran). Canting cecekan bercucuk tunggal, kecil digunakan untuk membuat pola titik titik kecil atau disebut cecek. Proses membuat pola ini disebut nyeceki. Selain pola cecekan juga dapat membuat garis-garis kecil selebar pola cecekan.  Canting loron, telon, prapatan dan liman berasal dari kata loro (dua), telu (tiga), papat (empat) dan lima. Nama canting ini sesuai dengan jumlah cucuk atau pola yang titik yang terbentuk. Canting loron sering digunakan untuk membuat garis rangkap. Canting telon sering digunakan untuk membuat pola tiga titik. Canting prapatan sering digunakan untuk membuat pola empat titik yang membentuk bujur sangkar. Canting liman membentuk pola empat titik berbentuk bujur sangkar dengan satu titik di tengah.
Canting byok adalah canting bercucuk tujuh atau lebih dan biasanya berjumlah ganjil. Dipergunakan untuk membentuk longkaran kecil yang terdiri dari titik-titik kecil. Canting renteng biasanya bercucuk genap terdiri empat atau lebih cucuk. Disebut canting renteng karena digunakan untuk membuat pola rentengan atau rangkaian sesuatu yang berjejer. Galaran berasal dari kata galar atau alas tempat tidur yang terbuat dari bambu yang dicacah membujur.

No comments:

Post a Comment