Wirasaba
merupakan kadipaten pada akhir zaman majapahit yang juga mengalami transisi
pemerintahan dari Demak-Pajang hingga Mataram Islam. Galur keturunan sejak dari
jaman Salakanagara, Tarumanagara, Galuh Purba, Pakuan Pajajaran, Kalingga,
Mataram Kuno, Singosari, Majapahit, Sunda Galuh, Pajajaran Baru hingga
perkawinan Ratna Pamekas dan Baribin yang menurunkan trah Wirasaba. Babad
Wirasaba maupun Babad Pasir menggambarkan perkawinan antara kerabat Keraton
Galuh Pajajaran dengan kerabat Keraton Majapahit.
Namun
hubungan pertalian darah Majapahit dengan Pajajaran sudah ada jauh pada
beberapa generasi awal. Hal ini juga bisa kita telusuri dari asal usul Raden
Wijaya pendiri Madjapahit. Raden Wijaya adalah anak Jayadarma dan Lembu Tal
ketika di tanah Sunda dikenal juga sebagai Cucu dari Prabu Darmasiksa, Raja
sunda yang ke-25, ayah Rakeyan Jayadarma.
Selanjutnya Trah Wirasaba akan menurunkan pemimpin-pemimpin Banyumas,
Purbalingga, Purwokerto dan Banjarnegara pada jaman Mataram Islam
(Kasultanan dan Kasunanan). Hubungan
Kekerabatan Wirasaba-Banyumas dengan Majapahit, Pajajaran, Pasir Luhur dan
Dayeuh Luhur terbentuk dari penyatuan
antara keturunan dengan pernikahan.
Legenda
Jawa dalam tulisan Priyadi (2006) menyatakan bahwa tiga kekuatan di Pulau Jawa,
yaitu Pajajaran (di arah barat), Pasirluhur (di tengah), dan Majapahit (di timur).1 Masyarakat
Banyumas mewariskan dua tradisi teks babad yang termasuk tradisi besar yaitu
Babad Pasir dan Babad Wirasaba.2 Babad Pasir
menceritakan keberadaan Kadipaten Pasirluhur yang mengaitkan diri dengan
Kerajaan Pajajaran.2 Babad Wirasaba yang menceritakan Wirasaba
sebagai kerajaan daerah bawahan Majapahit.1 Leluhur Wirasaba
yang terbentuk dari penyatuan antara keturunan Pajajaran dengan Banyumas (Pasir
Luhur) yang tampak pada perkawinan Raden Banyak Catra atau Kamandaka putra
sulung Prabu Silihwangi dengan putri bungsu adipati Pasirluhur yaitu Ciptarasa.2
Leluhur
masyarakat Wirasaba juga terbentuk dari pernikahan Baribin (Majapahit) dengan
Retna Pamekas (Pajajaran). Pada tahun 1468 Pangeran Kertabhumi memberontak
terhadap Singhawikramawardhana (Brawijaya IV) dan mengangkat dirinya sebagai
raja Majapahit dengan gelar Brawijaya V. Sehingga sejumlah pembesar Majapahit
yang tersisihkan dari istana termasuk saudara beda ibu Kerthabhumi yaitu Raden
Harya Baribin Pandhita Putra melarikan diri ke arah barat, meminta suaka kepada
penguasa Sunda - Galuh yaitu Prabu Niskala Wastu Kancana (1371-1475 ) di
Ciamis. Hingga pada akhirnya Raden Haryo Baribin menetap dan dinikahkan dengan
Dewi Retna Pamekas, putri dari Prabu Siliwangi.3
Pernikahan
ini selanjutnya menghasilkan keturunan yaitu Jaka Kaduhu, Banyak Kumara, Banyak
Sasra dan Ngaisah. Jaka Kaduhu kelak diangkat anak oleh Wirahudaya Adipati Paguwan. Kelak pada Pisowanan Ageng di Kraton
Majapahit Jaka Kaduhu mewakili Adipati
Wirahudaya sedang menderita sakit dan diangkat sebagai Adipati Anom Wirasaba
dengan gelar Adipati Anom Wirahutama.3 Banyak Kumara kelak menjadi Adipati Kaleng.
Sedangkan Ngaisah menikah dengan Ki Mranggi Kejawar. 4 Bagus Mangun atau
Jaka Kahiman adalah putra Banyak Sasra yang menikah dengan putri banyak Geleh
Adipati yang masa kecilnya diangkat anak oleh Ki Mranggi Kejawar. Kelak Jaka
Kahiman menjadi menantu Wargahutama I dan menggantikan jabatan mertuanya
menjadi Adipati Wirasaba bergelar Wargahutama II. Jaka Kahiman atau Bagus
Mangun memiliki hubungan dengan dua
kerajaan besar karena dalam dirinya mengalir darah Pajajaran dan Majapahit.4
Menurut
Priyadi (2008) dalam tulisannya anak-anak Adipati Warga Utama I merupakan cucu
Adipati Pasirbatang, Pangeran Senapati Mangkubumi III (Banyak Suro) yang
menikah dengan Niken Srini berasal dari trah Mangkubumen Pasir. Adipati Warga
Utama I sendiri adalah putra Adipati Wirasaba Sura Utama dan Dewi Lungge. Dewi
Lungge adalah adik Dewi Lung Ayu yang terhitung sebagai putri Banyak Besi
Adipati Pasirbatang. Banyak Wesi adalah cucu dari Banyak Wirata. Banyak Wirata
adalah anak Adipati Banyak Catra (Pajajaran) dengan Ciptarasa (Pasir Luhur).5
Dewi
Lung Ayu adalah istri Adipati Banyak Belanak atau Pangeran Senapati Mangkubumi
I dari Pasirluhur. Banyak Kesumba dan Banyak Besi adalah putra Adipati Banyak
Rama. Banyak Rama (Pasirluhur) yang beristrikan Dewi Kurenta putra Adipati
Banyak Ngampar II (Dayeuhluhur). Adik Dewi Kurenta yang bernama Dewi Santang
(Dayeuhluhur) menikah dengan Adipati Surawin (Wirasaba) yang kemudian berputra
Adipati Sura Utama (Wirasaba).5 Sehingga keturunan
wirasaba selanjutnya memiliki kedekatan kekerabatan dengan Majapahit, Pajajaran,
Pasir luhur dan Dayeuh luhur.