Saturday, November 19, 2016

Sarasilah Trah Wirasaban : dari Zaman Salakanagara hingga Majapahit



Wirasaba merupakan kadipaten pada akhir zaman majapahit yang juga mengalami transisi pemerintahan dari Demak-Pajang hingga Mataram Islam. Galur keturunan sejak dari jaman Salakanagara, Tarumanagara, Galuh Purba, Pakuan Pajajaran, Kalingga, Mataram Kuno, Singosari, Majapahit, Sunda Galuh, Pajajaran Baru hingga perkawinan Ratna Pamekas dan Baribin yang menurunkan trah Wirasaba. Babad Wirasaba maupun Babad Pasir menggambarkan perkawinan antara kerabat Keraton Galuh Pajajaran dengan kerabat Keraton Majapahit.  
Namun hubungan pertalian darah Majapahit dengan Pajajaran sudah ada jauh pada beberapa generasi awal. Hal ini juga bisa kita telusuri dari asal usul Raden Wijaya pendiri Madjapahit. Raden Wijaya adalah anak Jayadarma dan Lembu Tal ketika di tanah Sunda dikenal juga sebagai Cucu dari Prabu Darmasiksa, Raja sunda yang ke-25, ayah Rakeyan Jayadarma.  Selanjutnya Trah Wirasaba akan menurunkan pemimpin-pemimpin Banyumas, Purbalingga, Purwokerto dan Banjarnegara pada jaman Mataram Islam (Kasultanan  dan Kasunanan). Hubungan Kekerabatan Wirasaba-Banyumas dengan Majapahit, Pajajaran, Pasir Luhur dan Dayeuh Luhur  terbentuk dari penyatuan antara keturunan dengan pernikahan.
Legenda Jawa dalam tulisan Priyadi (2006) menyatakan bahwa tiga kekuatan di Pulau Jawa, yaitu Pajajaran (di arah barat), Pasirluhur (di tengah), dan Majapahit (di timur).1 Masyarakat Banyumas mewariskan dua tradisi teks babad yang termasuk tradisi besar yaitu Babad Pasir dan Babad Wirasaba.2 Babad Pasir menceritakan keberadaan Kadipaten Pasirluhur yang mengaitkan diri dengan Kerajaan Pajajaran.2  Babad Wirasaba yang menceritakan Wirasaba sebagai kerajaan daerah bawahan Majapahit.1 Leluhur Wirasaba yang terbentuk dari penyatuan antara keturunan Pajajaran dengan Banyumas (Pasir Luhur) yang tampak pada perkawinan Raden Banyak Catra atau Kamandaka putra sulung Prabu Silihwangi dengan putri bungsu adipati Pasirluhur yaitu Ciptarasa.2
Leluhur masyarakat Wirasaba juga terbentuk dari pernikahan Baribin (Majapahit) dengan Retna Pamekas (Pajajaran). Pada tahun 1468 Pangeran Kertabhumi memberontak terhadap Singhawikramawardhana (Brawijaya IV) dan mengangkat dirinya sebagai raja Majapahit dengan gelar Brawijaya V. Sehingga sejumlah pembesar Majapahit yang tersisihkan dari istana termasuk saudara beda ibu Kerthabhumi yaitu Raden Harya Baribin Pandhita Putra melarikan diri ke arah barat, meminta suaka kepada penguasa Sunda - Galuh yaitu Prabu Niskala Wastu Kancana (1371-1475 ) di Ciamis. Hingga pada akhirnya Raden Haryo Baribin menetap dan dinikahkan dengan Dewi Retna Pamekas, putri dari Prabu Siliwangi.3
Pernikahan ini selanjutnya menghasilkan keturunan yaitu Jaka Kaduhu, Banyak Kumara, Banyak Sasra dan Ngaisah. Jaka Kaduhu kelak diangkat anak oleh Wirahudaya Adipati  Paguwan. Kelak pada Pisowanan Ageng di Kraton Majapahit Jaka Kaduhu mewakili  Adipati Wirahudaya sedang menderita sakit dan diangkat sebagai Adipati Anom Wirasaba dengan gelar Adipati Anom Wirahutama.3  Banyak Kumara kelak menjadi Adipati Kaleng. Sedangkan Ngaisah menikah dengan Ki Mranggi Kejawar. 4 Bagus Mangun atau Jaka Kahiman adalah putra Banyak Sasra yang menikah dengan putri banyak Geleh Adipati yang masa kecilnya diangkat anak oleh Ki Mranggi Kejawar. Kelak Jaka Kahiman menjadi menantu Wargahutama I dan menggantikan jabatan mertuanya menjadi Adipati Wirasaba bergelar Wargahutama II. Jaka Kahiman atau Bagus Mangun  memiliki hubungan dengan dua kerajaan besar karena dalam dirinya mengalir darah Pajajaran dan Majapahit.4
Menurut Priyadi (2008) dalam tulisannya anak-anak Adipati Warga Utama I merupakan cucu Adipati Pasirbatang, Pangeran Senapati Mangkubumi III (Banyak Suro) yang menikah dengan Niken Srini berasal dari trah Mangkubumen Pasir. Adipati Warga Utama I sendiri adalah putra Adipati Wirasaba Sura Utama dan Dewi Lungge. Dewi Lungge adalah adik Dewi Lung Ayu yang terhitung sebagai putri Banyak Besi Adipati Pasirbatang. Banyak Wesi adalah cucu dari Banyak Wirata. Banyak Wirata adalah anak Adipati Banyak Catra (Pajajaran) dengan Ciptarasa (Pasir Luhur).5
Dewi Lung Ayu adalah istri Adipati Banyak Belanak atau Pangeran Senapati Mangkubumi I dari Pasirluhur. Banyak Kesumba dan Banyak Besi adalah putra Adipati Banyak Rama. Banyak Rama (Pasirluhur) yang beristrikan Dewi Kurenta putra Adipati Banyak Ngampar II (Dayeuhluhur). Adik Dewi Kurenta yang bernama Dewi Santang (Dayeuhluhur) menikah dengan Adipati Surawin (Wirasaba) yang kemudian berputra Adipati Sura Utama (Wirasaba).5 Sehingga keturunan wirasaba selanjutnya memiliki kedekatan kekerabatan dengan Majapahit, Pajajaran, Pasir luhur dan Dayeuh luhur.